Pagelaran Wayang Kulit Kepada Siswa di SD Negeri Malangrejo : Memaknai Lakon Senggana Duta
- home //
- Pagelaran Wayang Kulit Kepada Siswa di SD Negeri Malangrejo : Memaknai Lakon Senggana Duta
Pagelaran Wayang Kulit Kepada Siswa di SD Negeri Malangrejo : Memaknai Lakon Senggana Duta
Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada Siswa digelar perdana oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman di SD Negeri Malangrejo, RT.01/RW.43, Jetis, Wedomartani, Ngemplak, Sleman pada Kamis, 13 Juli 2023. Sebelum pentas wayang, acara di isi kata sambutan mengenai penanaman nilai-nilai budaya dari Ibu Siti Romlah, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Malangrejo.
Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada Siswa ini dibiayai dari Dana Keistimewaan ini mengambil lakon Senggana Duta yang disajikan oleh Dalang Ki Maheswatama Dewa. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah melakukan pembinaan seni dan budaya daerah kepada generasi muda guna memastikan terjadinya regenerasi melalui Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada Siswa. Secara umum sudah diketahui bahwa sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini, Seni Pertunjukan Wayang secara berlahan mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Seni Pertunjukan Wayang Kulit mengandung berbagai nilai budaya yang positif yang bisa bermanfaat bagi perkembangan kepribadian anak, baik pada usianya sebagai anak-anak maupun kelak setelah menjadi manusia dewasa. Nilai budaya tersebut, yaitu nilai-nilai yang sangat bermanfaat untuk mengasah jiwa manusia agar dapat menjadi manusia yang manusiawi artinya sebagai makhluk Tuhan yang sempurna mempunyai akal, pikiran, cipta, rasa, karsa, panca indra dan nafsu, serta mengandung ajaran tentang perbuatan baik-buruk serta budi pekerti. Nilai-nilai tersebut sangat penting dalam kehidupan manusia. Apabila orang sudah bisa menguasai dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, niscaya dia akan menjadi orang yang baik, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Lakon ini mengisahkan tentang Hanoman/Monyet yang berwarana putih telah di utus oleh Prabu Ramawijaya untuk menyelamatkan Dewi Sinta yang telah di culik oleh Prabu Rahwana/Parabu Dasamuka. Prabu Rahwana adalah sosok raja yang jahat dan kejam yang jatuh cinta oleh Dewi Sinta yaitu istri dari Prabu Ramawijaya. Di perjalan saat melintas di atas samudra ada sesosok raksasa yang menyedot Hanoman, raksasa itu bernama Wil Kataksini. Setelah Hanoma tertelan di perut Kataksini Hanoman memberontak sampai perut Kataksini sobek dan akhirnya Hanoman bisa keluar dari perut Kataksini.
Sesampai di negara Alengka Hanoman langsung menemui Dewi Sinta dan memberikan cincin titipan Prabu Rama, setelah itu Hanoman meninggalkan Dewi Sinta, Hanoman ketahuan oleh Indarjid, peperangan pun terjadi, dan Hanoman pun berhasil tertangkap, lalu dibawa ke alun-alin negara alengka kemudian Hanoman dibakar hidup-hidup, dengan kesaktian Hanoman, ia di bakar tidak mati, melainkan negara Alengka lah yang bakar oleh Hanoman.
Nilai yang terkandung dalam lakon Hanoman duta yaitu Tanggung jawab dalam menjalankan amanah, Menghindari sifat angkara murka, Kasih sayang sejati, setia, mempunyai pendirian yang teguh, dan tidak materialistis.