Bupati Sleman Launching E-SIKS
- home //
- Bupati Sleman Launching E-SIKS
Bupati Sleman Launching E-SIKS
SLEMAN – Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, M.Si melaunching aplikasi E-SIKS yang merupakan inovasi Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman. Aplikasi tersebut dalam rangka untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan prima kepada masyarakat.
Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, M.Si memberikan apresiasi yang tinggi atas inovasi tersebut, dikarenakan terobosan inovasi itu dapat memudahkan bagi masyarakat khususnya pelaku dan penggiat seni budaya, baik perorangan maupun kelompok. Disamping masyarakat lebih cepat dan lebih mudah terlayani tentu melalui aplikasi tersebut akan lebih meringankan tim dinas dalam memberikan pelayanan.
Melalui inovasi tersebut diharapkan akan dapat mengoptimalkan upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan di Kabupaten Sleman. Yang pada gilirannya upaya tersebut akan memperkuat implementasi kecamatan sebagai pusat pertumbuhan dan pelestarian kebudayaan. Diharapkan agar masyarakat secara bertahap mulai memanfaatkan. Sementara itu terkait dengan Festival Kethoprak antar Kecamatan se Kabupaten Sleman, Sri Purnomo mengatakan bahwa ajang tersebut sangat strategis dalam upaya untuk menumbuhkan kompetisi positif bagi warga mayarakat dalam berolah seni budaya kethoprak. Dengan demikian pada gilirannya upaya pelestarian seni kethoprak dikalangan masyarakat akan semakin meningkat dan berkembang.
Pada malam pertama dalam ajang Festival Kethoprak tersebut dua kecamatan unjuk kebolehannya, yaitu Kecamatan Prambanan yang membawakan lakon “Darpo Kayun” dan Kecamatan Depok dengan lakn “Pangeran Timur”. “Darpo Kayun” mengambarkan cerita Kerajaan Singosari usai meninggalnya Raja Ringosari pada abat XII. Sepeninggal Raja Singosari tersebut keadaan kerajaan menjadi carut marut, tidak ada ketenteraman yang dirasakan oleh para pegawai kerajaan dan warga. Hal tersebut dikarenakan didalam keluarga kerajaan terjadi perebutan kekuasaan.
Pangeran Darpo dan Demang Losari bersekongkol untuk menggapai ambisinya. Pangeran Darpo berambisi untuk menduduki sebagai penguasa di Kraton singosari, sementara Demang Losari berambisi sebagai Patih mendampingi Pangeran Darpo memegang kekuasaan di Kraton Singosari. Satu demi satu orang yang menjadi pesaing dan hambatan untuk menggapai ambisi tersebut disingkirkan dan bahkan dipidana mati, termasuk Pangeran Kayun yang merupakan adik kandung sendiri, pamannya sendiri Patih Marto Laya juga jadi sasaran. Bahkan anak yang belum dewasapun turut menjadi korban.
Akhir ceritaa Pangeran Darpo terlena dalam ambisi merebut kekuasaan dan meninggal dalam peperangan. Begitu juga Demang Losari memperoleh hukuman mati. Makna dari cerita tersebut adalah bahwa kehidupan manusia itu tidak terlepas dari hukum karma, yaitu “Ngunduh wohng pakarti” dan “Sapa salah kudu seleh”.
Sementara itu lakon “Pangeran Timur” dari Kecamatan Depok menggambarkan diwisudanya Tumenggung Sidurejo sebagai patih di Kraton Mataram. Atas dipilihnya Tumenggung Sindurejo sebagai patih di Kraton Mataram, kemudian Tumenggung Pasingsingan tidak terima dan berupaya untuk menangkap Pangeran Timur dengan meminta bantuan kepada Raden Mangli untuk menggapai cita-citanya memperoleh kemuliaaan. Bahkan Tumenggung Pasingsingan juga menghendaki atas kematian Amangkurat Agung, akan tetapi rahasia tersebut terbongkar dan akhirnya gagal. Akhirnya amangkurat agung memerintahkan kepada Pangeran Timur untuk menghabisi Raden Mangli hingga meninggal dunia. Makna yang tersirat dalam cerita tersebut adalah bahwa kebenaran akan menunjukkan keberanarannya dan mengalahkan ketidakbenaran dan keangkaramurkaan.
Selanjutnya pada Jum’at malam tanggal Jum’at 22 Juni 2018 dari Kecamatan Ngemplak dengan lakon “Kembang Ketemungungan”, Kecamatan Mlati dengan lakon “Geger Madiun”, dan Kecamatan Cangkringan dengan lakon“Tambak Kali”.