Candi Barong
- home //
- Candi Barong
Candi Barong
Candi Barong merupakan salah satu dari cagar budaya di Kabupaten Sleman sesuai dengan Keputusan Bupati Nomor 14.7/Kep.KDH/A/2017 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman, yang harus dilindungi, dijaga kelestarian dan keasliannya seperti yang diamanatkan oleh Undang Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Lokasi Candi Barong terletak di Candisari, Sambirejo, Prambanan, Sleman. Candi ini ditemukan dalam keadaan runtuh, Candi Barong diperkirakan didirikan antara abad IX – X M atau akhir masa klasik periode Jawa Tengah. Latar belakang keagamaan Candi Barong adalah Hindu, fokus pemujaannya kepada Dewa Wisnu. Hal tersebut ditunjukan dengan ditemukannya arca Dewa Wisnu dan istrinya Dewi Sri.
Candi Barong didirikan di atas bukit kapur yang terdiri dari empat teras yaitu:
1. Teras I
Teras I berada paling tinggi merupakan bagian inti berukuran 26,7 meter x 39,81 meter. Pada teras I terdapat dua buah candi yang berdiri di atas batur dari batu putih setinggi 1,4 meter. Kedua candi dari batu andesit berukuran 8,18 meter x 8,18 meter dengan tinggi 9,05 meter, berjajar arah utara-selatan, dimana candi I berada di sisi utara dan candi II di sisi selatan. Kedua candi tersebut menghadap ke barat, hal ini didasarkan pada adanya Pintu Gerbang di Sisi Barat Teras I. Kedua candi tidak mempunyai bilik meskipun bagian tengah candi berongga. Kedua candi hanya mempunyai relung di ke empat sisi dindingnya, dimana pada ambang atas masing-masing relung terdapat hiasan kala. Ornamen kala tersebut tidak terlihat garang, bahkan cenderung agak tersenyum. Secara vertikal candi Barong dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kaki, tubuh dan atap. Hiasan pada Candi Barong dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bersifat arsitektural dan dekoratif. Hiasan yang bersifat arsitektural adalah ragam hias yang mutlak keberadaannya dan tidak bisa dipisahkan dengan bangunannya, berupa pelipit, pilaster, relung, halfround, makara pada pipi tangga, jaladwara dan kemuncak/ratna candi. Sedangkan hiasan yang bersifat dekoratif, adalah ragam hias yang tidak mutlak keberadaannya dan apabila hilang tidak merusak keseimbangan arsitektur bangunan, meliputi motif geometris, kala makara, untaian permata, pita berhias menggantung, bentuk-bentuk binatang, mahluk-mahluk kahyangan, hiasan ceplok bunga, motif tumbuh-tumbuhan, dan antefik. Di sebelah barat, di antara kedua bangunan inti terdapat pintu masuk berupa gapura berbentuk paduraksa berukuran 2,59 meter x 2,59 meter dengan tinggi 4,76 meter. Keberadaan dan keletakan gapura tidak lurus dengan candinya maupun selasar halaman teras II;
2. Teras II
Merupakan halaman berukuran 62,81 meter x 90,72 meter dibatasi pagar dari batu putih, sedangkang beda tinggi dengan teras I adalah 2,5 meter;
3. Teras III
Teras III berukuran 128,72 meter x 86,22 meter; dan
4. Teras IV
Teras IV berukuran panjang 154,61 meter, sedangkan lebarnya belum diketahui secara pasti, teras IV dibatasi oleh pagar luar tetapi yang ditemukan baru pagar sisi timur. Pagar ini tersusun dari batu putih berukuran tebal 0,80 meter, tinggi 1,90 meter.