CANDI SAMBISARI

Admin 2022-04-05 01:34:06

CANDI SAMBISARI

Candi Sambisari merupakan salah satu dari cagar budaya di Kabupaten Sleman sesuai dengan  Keputusan Bupati Nomor 14.7/Kep.KDH/A/2017 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman yang harus dilindungi, dijaga kelestarian, dan keasliannya seperti yang diamanatkan oleh Undang Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Lokasi Candi Sambisari terletak di Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sleman.

Candi Sambisari berada 6,5 metar di bawah permukaan tanah. Pola pembagian halaman candi secara keseluruhan mirip dengan candi Prambanan, namun dalam bentuk yang lebih sederhana. Candi Sambisari merupakan kelompok percandian yang terdiri dari sebuah candi  induk dan tiga buah candi perwara di depannya. Candi induk menghadap ke arah Barat dengan ukuran 13,65 m x 13,65 m dan tinggi keseluruhan 7,5 m. Di dalam bilik candi utama terdapat lingga-yoni dengan cerat yoni menghadap ke arah utara. Pada sisi luar dinding tubuh candi terdapat relung-relung yang  ditempati oleh Dewi Durga (Utara), Ganesa (Timur), dan Agastya (Selatan) yang di atasnya terdapat hiasan kepala kala, sedangkan pada kanan kiri pintu masuk ke bilik candi terdapat dua relung untuk dewa-dewa penjaga pintu, yaitu Mahakala dan Nandiswara.

Sejarah pendirian Candi Sambisari belum dapat diketahui secara pasti karena tidak adanya bukti yang konkret. Untuk menentukan tahun pendiriannya harus ditinjau dari beberapa segi. Dari segi arsitektur, R. Soekmono menggolongkan candi Sambisari  ke dalam abad ke 8 M. Berdasarkan batu isian yang digunakan berupa batu padas, pendirian Candi Sambisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan, yaitu sekitar abad ke 9 -10 M.

Berdasarkan kedua tafsiran tersebut, Soediman  berpendapat bahwa candi Sambisari didirikan pada abad 9 M (± 812 - 838 M). Pendapat tersebut didukung adanya temuan lempengan emas bertulis (prasasti), karena berdasarkan tafsiran paleografis, Boechari berpendapat bahwa tulisan itu berasal dari sekitar abad ke 9 M. Prasasti tersebut berhuruf Jawa Kuna, berbunyi Om siwa sthana (dibaca kembali oleh Rita MS), yang artinya  Hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi Dewa Siwa. (dv)