Diskusi Kelompok Terarah / Focus Group Discussion (FGD) Dalam Rangka Penyusunan Kebijakan Budaya Lokal
- home //
- Diskusi Kelompok Terarah / Focus Group Discussion (FGD) Dalam Rangka Penyusunan Kebijakan Budaya Lokal
Diskusi Kelompok Terarah / Focus Group Discussion (FGD) Dalam Rangka Penyusunan Kebijakan Budaya Lokal
Diskusi Kelompok Terarah/ Focus Group Discussion (FGD) bagi penggiat Desa Budaya (pengurus dan pendamping) budaya yang dilaksanakan pada hari Kamis, 5 April 2018 ini sebagai ekplorasi tata nilai budaya yang ada di masyarakat. Diharapkan kedepan kajian ini akan menjadi penjadi produk hukum. Dari hasil identifikasi tim telah mengelompokan menjadi 4 cluster yang merupakan pemadatan dari puluhan tata nilai, meliputi: Ketuhanan, Kepemimpinan, Kemasyarakatan, Kealaman (alam semesta).
Beberapa masukan peserta FGD nilai-nilai yang suadah ada dimasyarakat terdapat dalam upacara adat seperti kepemimpinan arif bijaksana, tanggungjawab, tembayatan. Nilai-nilai lain yang perlu digali adalah dalam hari ulang tahun (haul) para tokoh masyarakat atau ulama. Seorang ulama meninggal selalu didoakan oleh umat atau pengikutnya. Pondok -pondok pesantren biasanya merayakan acara haul tersebut.Upacara adat / tradisi lainnya adalah Ngrowoth dimana terkait dengan sifat yang menghargai keselarasan dengan alam semesta. Di Ngrowoth terdapat pemelihraan (memetri) terhadap alam semesta, dimana sebelum di rowot dilakukan ruwat dan rawat.
Masukan untuk kajian tata nilai pada Diskusi Kelompok Terarah/ Focus Group Discussion (FGD) sebelumnya yang dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Maret 2018 yaitu: nilai-nilai yang sudah ada dimasyarakat meliputi ketuhanan (ilahiyah); faktor ilmiah; kemasyarakatan; perilaku: mencintai tuhan; memberkatisesamanya, alam dan makhluk hidup lainnya; mengoptimalkan diri. Untuk istilah hendaknya diambil dari muatan local, seperti profesional bisa pake kata mumpuni. Di samping itu di Sleman barat banyak di tetapkan rumah tradisional (raguman), sedangkan di Sleman Timur banyak monumen, palagan dan plataran. Ini merupakan sumber nilai-nilai yang perlu digali. Begitu pula dalam upacara adat seperti Suran Mbah Demang dalam membeli bahan-bahan untuk pelaksanaan upacara kaya akan nilai-nilai. Dalam membeli bahan-bahan keperluan upacara adat pantang untuk menawar harga dan selalu mendoakan petani. Diperlukan upaya-upaya untuk menggali makna upacara adat untuk menjelaskan pada generasi muda.