Kerajinan Tenun Serat Gamplong Sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia

  • home //
  • Kerajinan Tenun Serat Gamplong Sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Admin 2021-02-22 13:19:47

Kerajinan Tenun Serat Gamplong Sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Kerajinan Tenun Serat Gamplong merupakan salah satu dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang telah mendapatkan penetapan sejak tahun 2017  dan masuk dalam domain keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional, jika mengacu pada konvensi UNESCO Tahun 2003 Convention for the safeguarding of Intangible Cultural Heritage, yang telah disahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2007 tentang pengesahan Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage.

Warisan Budaya Takbenda Indonesia merunut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 2013 tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia adalah, berbagai hasil praktek, perwujudan, ekspresi pengetahuan dan keterampilan, yang terkait dengan lingkup budaya, yang diwariskan dari generasi kegenerasi secara terus menerus melalui pelestarian dan/atau penciptaan kembali serta merupakan hasil kebudayaan yang berwujud budaya takbenda setelah melalui proses penetapan Budaya Takbenda.

Kerajinan Tenun Serat Gamplong berada di Dusun Gamplong, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman. Di desa tersebut memiliki ciri khasnya sendiri yaitu kerajinan tenun yang masih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), kerajinan tenun di Dusun Gamplong telah dirintis sejak tahun 1950-an, keahlian menenun yang dimiliki masyarakat Gamplong diperoleh atau diturunkan dari generasi ke generasi. Sebagian besar warga Dusun Gamplong menuturkan bahwa keahlian dan usaha tenun diturunkan dari para orangtua mereka. Dahulu kegiatan menenun hanya dilakukan setelah musim tanam, ketika masyarakat menunggu musim panen tiba, sedangkan saat musim tanam dan musim panen, masyarakat sibuk di sawah mereka masing-masing. Ketika musim tanam dan musim panen, beberapa penenun memilih untuk bekerja menggarap sawah. Walaupun tidak sedikit yang telah menjadikan kegiatan menenun sebagai mata pencaharian pokok bagi mereka. Proses untuk menghasilkan sebuah karya tenun serat, diperlukan proses yang panjang, dimana dalam prosesnya diperlukan keuletan, kesabaran dan daya kreatifitas.