Kesenian Peksimoi Sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia

  • home //
  • Kesenian Peksimoi Sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Admin 2021-07-22 00:35:14

Kesenian Peksimoi Sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Kesenian Peksimoi adalah salah satu dari warisan budaya Takbenda Indonesia dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang telah mendapatkan penetapan sejak tahun 2018  dan masuk dalam domain Seni Pertunjukan, jika mengacu pada konvensi UNESCO Tahun 2003 Convention for the safeguarding of Intangible Cultural Heritage, yang telah disahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2007 tentang pengesahan Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage.

Warisan Budaya Takbenda Indonesia merunut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 2013 tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia adalah, berbagai hasil praktek, perwujudan, ekspresi pengetahuan dan keterampilan, yang terkait dengan lingkup budaya, yang diwariskan dari generasi kegenerasi secara terus menerus melalui pelestarian dan/atau penciptaan kembali serta merupakan hasil kebudayaan yang berwujud budaya takbenda setelah melalui proses penetapan Budaya Takbenda.

Peksimoi adalah singkatan dari Persatuan Kesenian Islam Main Olahraga Bela Diri (Peksimoi), yang berasal dari Dusun Soka Wetan, Merdikorejo, Tempel, Sleman. Kesenian ini merupakan tarian yang dikenalkan oleh ulama yang bernama KH. Nahrowi sekitar tahun 1954. KH. Nahrowi sendiri adalah salah satu ulama yang ikut membangun Masjid Pathok Negoro Ploso kuning, serta mendapatkan tugas untuk menyiarkan agama islam di wilayah utara.

Tarian ini merupakan kumpulan gerakan bela diri yang diiringi dengan instrumen. Setiap instrumen dan lagu yang dimainkan memiliki gerakan yang berbeda-beda. Durasi tarian tergantung pada lagu yang dinyanyikan. Syair atau lagu yang mengiri Peksimoi merupakan syair ajakan untuk beribadah kepada Allah SWT dan menunjukkan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peksimoi mempunyai gerakan yang tidak rumit, sehingga dapat dipelajari oleh berbagai kalangan usia. Tarian ini  terdiri dari penari, pemusik dan penyanyi. Kostum yang digunakan berupa baju berwarna putih dibalut rompi berwarna. Di bagian perut memakai stagen, ikat kepala, dan celana berwarna hitam dibalut dengan jarik motif parang.

Peksimoi juga menjadi bagian penting bagi masyarakat, hal tersebut  karena kesenian ini merupakan seni tradisi Islam yang menjadi sendi dari nilai-nilai keislaman yang dipegang oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Selain ituPeksimoi juga menjadi identitas masyarakat dalam menyalurkan ekspresi keberagamaan, serta peksimoi mampu menjadi ajang silaturahmi warga, bahkan mampu menghasilkan pendapatan ekonomi bagi para pemainnya. (dv)