Membangun Gerakan Cinta Budaya: Revitalisasi Pawiyatan Budaya Berbasis Masyarakat
- home //
- Membangun Gerakan Cinta Budaya: Revitalisasi Pawiyatan Budaya Berbasis Masyarakat
Membangun Gerakan Cinta Budaya: Revitalisasi Pawiyatan Budaya Berbasis Masyarakat
Pemkab Sleman melalui BKPP Kabpaten Sleman menyelenggarakan Pelatihan Internalisasi Keistimewaan DIY selama 10 hari sejak 21 – 30 Juni 2021 di Hotel Sahid Rich Jogja. Pelatihan tersebut diikuti 29 peserta yang terdiri atas para pejabat administrator Eselon III dari berbagai SKPD di Kabupaten Sleman.
Dalam pelatihan tersebut para peserta diberikan tugas membuat Policy Brief Paper yang merupakan rekomendasi singkat dan sederhana sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan pembangunan daerah. Salah satu peserta Wasita, SS, M.AP yang merupakan Kepala Bidang Dokumentasi, Sarana dan Prasanara Kebudayaan membuat Policy Brief Paper yang berjudul Membangun Gerakan Cinta Budaya melalui Revitalisasi Pawiyatan Budaya Berbasis Masyarakat. Pada intinya melalui Policy Brief Paper tersebut Wasita memberikan penekanan tentang pentingnya penguatan komunitas pelestari budaya di kalangan masyarakat yang sudah berjalan secara partisipatif. Komunitas seperti ini sudah memposisikan sebagai subyek pelaku dalam upaya melestarikan dan mengembangkan kebudayaan. Pengembangan kebudayaan tidak hanya sebatas pada aspek kebudayaan yang sifatnya tangible seperti halnya seni pertunjukan, dll akan tetapi juga aspek kebudayaan yang sifatnya intangible yang diantaranya berupa adat istiadat, sopan santun, unggah ungguh dan penguatan pemahaman serta implementasi tata nilai budaya Jawa yang adiluhung dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan melalui pemahaman dan internalisasi yang dilakukan secara berkelanjutan maka akan terbentuk masyarakat yang tangguh budaya.
Untuk lengkapnya bisa dibaca dan disimak pada dokumen Policy Brief Paper dibawah ini
PB WASITA Disbud Pelatihan Internalisasi Keistimewaan DIY
RINGKASAN
Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa dan karya dalam menghadapi kehidupan. Kebudayaan merupakan investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi mewujudkan tujuan nasional. Nilai-nilai budaya yang tumbuh dan mengakar dalam masyarakat menjadi kekuatan yang fundamental, karena menjadikan karakter/ jati diri yang spesifik.
Pemahaman yang benar terhadap nilai-nilai budaya sendiri akan menumbuhkan kecintaan terhadap diri, lingkungan dan Tuhan semesta alam. Keistimewaan DIY, selain dalam kedudukan hukum, juga tersurat dan tersirat dalam nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang sejak masa kerajan Mataram. Memasah Mingis-ing Budi, Memasuh Malaning Bumi, Hamemayu Hayuning Bawana merupakan merupakan tata nilai utama yang senantiasa sesuai dengan berbagai perkembangan zaman.