Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit di SD Negeri Tamanan 1 Kalasan Mengambil Sumilake Pedhut Wiratha.
- home //
- Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit di SD Negeri Tamanan 1 Kalasan Mengambil Sumilake Pedhut Wiratha.
Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit di SD Negeri Tamanan 1 Kalasan Mengambil Sumilake Pedhut Wiratha.
Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada mahasiswa digelar perdana oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman di SD Negeri Tamanan 1 Kalasan, Tamanan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu, 23 Juli 2022. Sebelum pentas wayang, acara diisi kata sambutan dan pemaparan oleh Edy Winarya,S.Sn.,M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman, Suyati, S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Tamanan 1 dan Drs Joko Suseno, M.Hum. dari Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi).
Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada siswa yang bersumber dari Dana Keistimewaan ini mengambil lakon: Sumilake Pedhut Wiratha yang disajikan oleh Dalang Abimanyu Ganendra. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah melakukan pembinaan seni dan budaya daerah kepada generasi muda guna memastikan terjadinya regenerasi melalui Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada Siswa. Secara umum sudah diketahui bahwa sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini. Seni Pertunjukan Wayang secara berlahan mulai ditinggalkan oleh generasi muda padahal mengandung berbagai nilai budaya yang positif yang bisa bermanfaat bagi perkembangan kepribadian anak, baik pada usia sebagai anak-anak maupun kelak setelah menjadi manusia dewasa. Nilai budaya tersebut, yaitu nilai-nilai yang sangat bermanfaat untuk mengasah jiwa manusia agar dapat menjadi manusia yang manusiawi artinya sebagai makhluk Tuhan yang sempurna mempunyai akal, pikiran, cipta, rasa, karsa, panca indra dan nafsu, serta mengandung ajaran tentang perbuatan baik-buruk serta budi pekerti. Nilai-nilai tersebut sangat penting dalam kehidupan manusia. Apabila orang sudah bisa menguasai dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, niscaya dia akan menjadi orang yang baik, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Pagelaran wayang kulit dengan lakon “Sumilake Pedut Wiratha” mengisahkan, polemik perebutan kekuasaan di negara Adi Kuasa Wiratha dengan rajanya Sang Prabu Matswapati harus berhadapan dengan patihnya atau adik iparnya sendiri Arya Kincaka (Patih Luar) dan Rupa Kinca (Patih Dalam), dengan tantangan sayembara adu jago manusia. Yaitu jago yang dibawa oleh raja melawan jago andalan dari sang patihnya. Di akhir cerita, dimenangkan oleh jago dari Prabu Matswapati.
Nilai yang terkandung dalam lakon tersebut adalah sehebat apapun kekuatan lawan, dengan niat baik, berserah diri pada Allah, guyub rukun dalam bersinergi dan saling bahu membahu, maka akan menjadi kokoh tak tertandingi kekuatan kita.