Pagelaran Wayang Kulit Kepada Mahasiswa Sebagai Media Penanaman Nilai dan Pewarisan Budaya Antar Generasi

  • home //
  • Pagelaran Wayang Kulit Kepada Mahasiswa Sebagai Media Penanaman Nilai dan Pewarisan Budaya Antar Generasi
Admin 2022-11-15 03:59:16

Pagelaran Wayang Kulit Kepada Mahasiswa Sebagai Media Penanaman Nilai dan Pewarisan Budaya Antar Generasi

Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada Mahasiswa digelar oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman di Universitas Negeri Yogyakarta pada Rabu, 18 Oktober 2022. Sebelum pentas wayang, acara di isi paparan materi mengenai penanaman nilai-nilai budaya dari tiga orang narasumber yaitu: Edy Winarya, S.Sn., M.Si, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman, Prof. Dr. M. Suyanto, M.M. selaku Rektor Amikom Yogyakarta, dan  Dr. Arwan Nur Ramadhan, M.Pd selaku dosen Universitas Negeri Yogyakarta.

Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada Mahasiswa ini dibiayai dari Dana Keistimewaan ini mengambil lakon: Gathotkoco Winisudo yang disajikan oleh tiga Dalang yaitu Alfian Anggoro, Erlangga Betrant Pasahandaru, Sayang Ayu. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah melakukan pembinaan seni dan budaya daerah kepada generasi muda guna memastikan terjadinya regenerasi melalui Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Secara umum sudah diketahui bahwa sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini, Seni Pertunjukan Wayang secara berlahan mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Seni Pertunjukan Wayang Kulit mengandung berbagai nilai budaya yang positif yang bisa bermanfaat bagi perkembangan kepribadian anak, baik pada usianya sebagai anak-anak maupun kelak setelah menjadi manusia dewasa. Nilai budaya tersebut, yaitu nilai-nilai yang sangat bermanfaat untuk mengasah jiwa manusia agar dapat menjadi manusia yang manusiawi artinya sebagai makhluk Tuhan yang sempurna mempunyai akal, pikiran, cipta, rasa, karsa, panca indra dan nafsu, serta mengandung ajaran tentang perbuatan baik-buruk serta budi pekerti. Nilai-nilai tersebut sangat penting dalam kehidupan manusia. Apabila orang sudah bisa menguasai dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, niscaya dia akan menjadi orang yang baik, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

Lakon Wayang Gathotkaca Winisudo : Adipati Brajadenta dan Raden Kalabendana untuk memenuhi undangan wisudan Raden Gathotkaca anak keponakannya tetapi hati Brajadenta tidak bisa menerima, karena Gathotkaca musuh besar kadang Braja, yang pantas pewaris kerajaan adalah Brajadenta, dia mengumpat adiknya Kalabendana. Pada saat itu juga Kalabendana marah dan terjadi pertempuran di alun-alun Glagahtinulu, lama berperang Kalabendana merasa sebagai utusan kakaknya Arimbi segera meninggalkan kakaknya Adipati Brajadenta

Adipati Brajadenda mengakui kepada kakaknya Arimbi bahwa, ialah pewaris kerajaan maka terjadi perang sengit, saat itu juga Gathotkaca mengetahui ibunya melawan pamannya gathutkaca langsung melawan pamannya Brajadenta, tetapi Gathutkaca bisa diringkus ketika Brajadenta mengangkat Candrasa akan ditusukkan tubuh Gathutkaca dari belakang diserbu Brajamusti, kedua raksasa itu sama-sama kuat, menggunakan aji Petak jagad keduanya gugur sampyuh dan kedua tubuh raksasa itu mengecil hilang masuk menyatu dengan tubuh Gathutkaca menjadi aji Brajamusti dan Brajadenta. Akhirnya Raden Gathotkaca dinobatkan di Kerajaan Pringgodani.