Pameran Sejarah Arung Samudra & Warisan Budaya Rempah Nusantara ”PENUNGGANG GELOMBANG”

  • home //
  • Pameran Sejarah Arung Samudra & Warisan Budaya Rempah Nusantara ”PENUNGGANG GELOMBANG”
Admin 2022-06-12 12:51:09

Pameran Sejarah Arung Samudra & Warisan Budaya Rempah Nusantara ”PENUNGGANG GELOMBANG”

Pameran Sejarah Arung Samudra & Warisan Budaya Rempah Nusantara ”PENUNGGANG GELOMBANG”, akan diselenggarakan pada tanggal 14 - 21 Juni 2022 pukul  09.00 - 21.00 WIB, bertempat di Gedung Cenderawasih, Teras Malioboro 1 yang beralamat di Jl. Margomulyo Yogyakarta. Pameran ini akan menampilkan mozaik sejarah arung samudra dan perdangan rempah para pelaut anusantara sejak “gelombang pertama” di awal-awal masehi berdasarkan berbagai catatan para pelaut, kartografis, litograph dan penulis asing serta bukti-bukti prasasti, artefak yang ditemkan di Indonesia. Sehingga kejayaan maritim Mataram pada abad ke-17.

Salah satu yang paling unik dalam pameran ini adalah menampilkan karya perupa kontenporer Indonesia ternama Titarubi berupa karya Seni Instalasi berbahan alam dan logam mulia. Acara yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta ini digelar dalam rangka mendukung Program Jalur Rempah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan merayakan HUT ke-109 Purbakala. Bermita dengan Departemen Sejarah UGM, Jurusan Tata Kelola Seni FSR ISI Yogyakarta, Yayasan Kirana Vidya, serta mitra Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman.

Rempah-rempah telah diperdagangkan oleh para Pelaut Nusantara ke berbagai belahan dunia sejak ratusan tahun sebelum masehi hingga kedatangan bangsa-bangsa asing ke Nusantara. Periode ini dapat dianggap sebagai “The First Wave” (Gelombang Pertama) dari perdagangan rempah dunia dengan pemeran utama pelaut-pelaut Nusantara sendiri. Petunjuk-petunjuk atas aktivitas arung samudra para pelaut Nusantara ini ditemukan pada catatan dan literatur-literatur klasik yang ditulis oleh para pelaut, kartografer dan sejarawan asing seperti Ptolomeus, Herodotus, dan juga penulis-penulis anonim seperti The Periplus of the Erythraean. Dari sumber-sumber ini banyak julukan diberikan pada para pelaut Nusantara itu seperti “Penunggang Gelombang” dan juga “Setan Laut”.