PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA KEPADA SISWA MELALUI GELAR BUDAYA WAYANG KULIT DI SD NEGERI 1 PENDULAN

  • home //
  • PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA KEPADA SISWA MELALUI GELAR BUDAYA WAYANG KULIT DI SD NEGERI 1 PENDULAN
Admin 2022-03-21 06:03:46

PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA KEPADA SISWA MELALUI GELAR BUDAYA WAYANG KULIT DI SD NEGERI 1 PENDULAN

Dalam rangka melestarikan seni budaya melalui pengenalan kesenian sejak dini, maka Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman menyelenggarakan kegiatan Penanaman Nilai Budaya pada siswa melalui Gelar Budaya Wayang Siswa, Sabtu 19 Maret 2022 di SDN 1 Pendulan. Sebelum pergelaran wayang, acara di isi dengan paparan materi mengenai penanaman nilai-nilai budaya dari tiga orang narasumber yaitu: Arif Marwoto,.MAP., Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman; Tri Suyati, S.Pd.I, Kepala Sekolah SD Negeri  Pendulan 1; dan Y. Jasminto.

Pergelaran Apresias Budaya melalui wayang kulit kepada siswa, dibiiayai dari Dana Keistimewaan ini mengambil lakon: Aji Narantaka/ Raden Dursala Gugur yang disajikan oleh Dalang Ki Aditya Andhi Sadewa. Lakon Wayang Aji Narantaka/Raden Dusala Gugur merupakan lakon Wayang yang mengisahkan dua tokoh yang antagonis yaitu Raden Dursala yang mempunyai sifat antagonis dari Raden Gathutkaca. Raden Dursala adalah putra Raden Dursasana, tergolong keluarga Kurawa di Kerajaan Astina. Ibunya bernama Dewi Saltani. Raden Dursala sifat-sifatnya seperti ayahnya R. Dursasana buta akan sopan-santun. Sering bertindak sewenang-wenang terhadap yang lemah, selalu menangnya sendiri. Walaupun pada dirinya melekat sifat-sifat yang buruk tetapi tekun menuntut berbagai ilmu kesaktian dari Begawan Druna dan Resi Pisyaka, seorang pendeta berujud raksasa, yang memberikan aji Gineng.

Dalam suatu peperangan dikisahkan bahwa Raden Dursala dan Raden Gathutkaca sama kuat bertanding. Lama bertarung beberapa kali Dursala menggunakan Aji Candra Wirayang ternyata Gathutkaca tidak mati tetap tegar. Hilang kesabaran Gathutkaca Raden Dursala bisa diringkus dan dihantam denagan Aji Narantaka tubuh Dursala hancur berkeping-keping. Akhirnya kemenangan di raih Raden Gathutkaca. Peperangan ini melambangkan bahwa sifat-sifat kebaikan akan menang melawan sifat-sifat keburukan.

Maksud dan tujuan pergelaran ini adalah sebagai pembinaan seni dan budaya daerah kepada generasi muda guna memastikan terjadinya regenerasi melalui Pagelaran Apresiasi Budaya Melalui Wayang Kulit kepada Siswa. Seni Pertunjukan Wayang Kulit mengandung berbagai nilai budaya yang positif yang bisa bermanfaat bagi perkembangan kepribadian anak, baik pada usianya sebagai anak-anak maupun kelak setelah menjadi manusia dewasa. Berdasarkan nilai budaya, pertunjukan wayang dapat dijadikan sebagai salah satu media pendidikan bagi siswa, maka sangat penting untuk mengenalkan kesenian pertunjukan wayang kepada siswa. Diharapkan dengan penanaman nilai budaya melalui pagelaran wayang dapat meningkatkan “rasa handarbeni” terhadap budaya sendiri yang adiluhung. Dengan semakin meningkatnya internalisasi budaya dikalangan siswa diharapkan dapat menjadi benteng sekaligus filter yang kuat di era globalisasi. (dv)