Permainan Tradisional "Dakon"
- home //
- Permainan Tradisional "Dakon"
Permainan Tradisional "Dakon"
Permainan dakon banyak disukai oleh anak-anak perempuan, bahkan para putri bangsawan sampai sekarang kebanyakan masih menyukai permainan ini. Bahan yang dipergunakan untuk membuat alat permainan dakon adalah kayu, dibentuk seperti lesung (alat menumpuk padi). Pada bagian ujung kiri dan kanan dibuat cekungan cukup besar, disebut lumbung. Pada bagian tengah dibuat cekungan kecil sebanyak dua baris, yang pada setiap barisnya berisi tujuh, sembilan, atau sebelas cekungan, yang disebut sawah. Cara bermain, pada setiap cekungan sawah diisi benda kecil (kerikil/kecik isi buah sawo) sejumlah banyaknya sawah dalam setiap lariknya (7/9/11) Pelaku pemain dakon hanya dua orang yang berpasangan sebagai lawan, seumpama A dan B. A menguasai sawah nomor 1–9 serta lumbung yang berada di sebelah kanannya (LA). B menguasai sawah nomor 10–18 serta lumbung yang berada di sebelah kanannya juga (LB). Tujuan bermain dakon bermaksud untuk mengisi lumbung miliknya sebanyak-banyaknya.
Cara bermain dakon:
Setelah semua sawah diisi dengan kecik masing-masing sejumlah banyaknya sawah dalam setiap larik, A dan B lalu menjalankan keciknya, yang disebut saku. Sebelum bermain terlebih dahulu dilakukan undi (pingsut), untuk menentukan siapa yang berhak melakukan saku terlebih dahulu. Jika yang menang undi adalah A, ia berhak melakukan saku terlebih dahulu. Mula-mula A mengambil semua kecik dari sawah nomor 1, lalu keciknya diisikan satu persatu pada sawah miliknya ke arah kanan (berlawanan dengan arah jarum jam). Dalam hal ini kecik terakhir akan jatuh pada lumbung.
Selanjutnya digantikan B yang saku dengan cara mengambil semua biji kecik dari sawah nomer 10 untuk diisikan satu persatu ke sawah miliknya urut ke arah kanan. dalam hal ini kecik terakhir juga akan jatuh pada lumbung B. setelah itu A gantian saku, dengan mengambil bijik kecik dari salah satu sawah miliknya yang dikehendaki, bebas memilih dimulai dari sawah nomor berapa, asal dari sawah-nya sendiri. Kecik dari sawah tersebut lalu diisikan satu persatu pada masing-masing sawahnya, urut dari arah kiri ke kanan (berlawanan dengan arah jarum jam), juga diisikan pada lumbung miliknya, diteruskan hingga ke sawah lawan, namun tidak mengisi lumbung lawan. Jika kecik terakhir jatuh pada sawah yang berisi, isi dari sawah tersebut lalu diambil seluruhnya, untuk selanjutnya diisikan satu persatu ke sawah-sawah lainnya ke arah lawan putaran jarum jam. Saku berhenti apabila biji kecik terakhir jatuh pada lumbung, dan jika biji kecik terakhir jatuh pada sawah kosong, yang disebut andhok.
Sumber : Buku Permainan Tradisional untuk Anak Usia Dini dalam naskah kuno Jawa, karya Suyami