Revitalisasi Obyek Pemajuan Kebudayaan Harus Mampu Membudayakan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa Di Dalam Kehidupan Masyarakat Sleman
- home //
- Revitalisasi Obyek Pemajuan Kebudayaan Harus Mampu Membudayakan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa Di Dalam Kehidupan Masyarakat Sleman
Revitalisasi Obyek Pemajuan Kebudayaan Harus Mampu Membudayakan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa Di Dalam Kehidupan Masyarakat Sleman
Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia dilaksanakan berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal lka. Asas Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia adalah toleransi, keberagaman, kelokalan, lintas wilayah, partisipatif, manfaat, keberlanjutan, kebebasan berekspresi, keterpaduan, kesederajatan, dan gotong royong. Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan citra bangsa, mewujudkan masyarakat madani, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan warisan budaya bangsa, dan mempengaruhi arah perkembangan peradaban dunia sehingga Kebudayaan menjadi haluan pembangunan nasional.
Perkembangan dunia menuju ke arah globalisasi menciptakan ancaman terhadap ketahanan budaya bangsa. Kebudayaan dari luar negeri menganut nilai-nilai yang belum tentu relevan dengan budaya nasional kita. Situasi budaya Sleman tidak terlepas dari interaksi antarbudaya lokal, nasional, dan global. Interaksi antar budaya ini dapat mengakibatkan dampak positif maupun negatif, beberapa konsekuensi yakni: penguatan budaya, akulturasi budaya, adopsi budaya, rejeksi budaya, dan bahkan destruksi budaya. Prinsip hidup sekuler, pragmatis, dan hidonis merupakan pengaruh dari luar Sleman yang bisa mengancam keharmonisan kehidupan masyarakat Sleman.
Obyek Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Sleman umumnya mengandung nilai-nilai dan norma luhur yang merupakan warisan dari para leluhur yang telah diwariskan secara turun temurun. Untuk itu Kebudayaan menjadi penting untuk dikelola sebagai investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui revitalisasi yaitu menghidupkan kembali Objek Pemajuan Kebudayaan yang telah atau hampir musnah. Sesuai UU nomor 5 tahun 2017 pasal 26 ayat (3) Revitalisasi dilakukan, antara lain: a. menggali atau mempelajari kembali berbagai data Objek Pemajuan Kebudayaan dan/atau Objek Pemajuan Kebudayaan yang telah atau hampir musnah, yang terdapat baik di dalam maupun di luar negeri; b. mewujudkan kembali Objek Pemajuan Kebudayaan yang telah atau hampir musnah; dan c. mendorong kembali penggunaan Objek Pemajuan Kebudayaan yang telah atau hampir musnah.
Kepala Dinas Kebudayaan Sleman H.Y. Aji Wulantara, S.H., M.Hum mengatakan bahwa Revitalisasi Obyek Pemajuan Kebudayaan merupakan strategi yang tepat untuk pembentukan karakter bangsa, karena di dalam Obyek Pemajuan Kebudayaan terkandung nilai-nilai moral dan spiritual yang multikultural. Salah satu media yang dapat digunakan untuk internalisasi nilai-nilai luhur yaitu melalui media Wayang Golek. Untuk itu Dinas Kebudayaan Sleman pada tahun 2020 ini melalui Dana Keistimewaan melakukan revitalisasi terhadap Wayang Golek yang dipentaskan oleh Paguyuban Sekar Seto dengan Dalang Ki Sudarminto dengan mengambil lakon “Dumadine Kitap Adam Makno”, untuk tayangan selengkapnya masyarakat dapat menyaksikan melalui kanal youtube Dinas Kebudayaan kabupaten Sleman. Wayang Golek sebagai suatu seni dan budaya asli masyarakat Indonesia memiliki sejumlah nilai yang mencerminkan kepribadian bangsa. Upaya membentuk karakter bangsa tidak hanya dilakukan oleh lembaga pendidikan saja, tetapi dapat dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat melalui media seni dan budaya daerah yang memuat nilai-nilai karakter bangsa. Pertunjukan Wayang Golek bukan hanya pagelaran kesenian yang bersifat menghibur saja, tetapi juga dapat dijadikan sebagai media penerangan, pendidikan, internalisasi nilai-nilai dan lain-lain yang sarat akan nilai-nilai kebajikan dan falsafah hidup. Sebagai sebuah seni kreatif bermutu tinggi, wayang tidak hanya sekedar tontonan hiburan, tetapi juga tuntunan hidup yang memberikan pelajaran untuk memahami keharmonian hidup antara manusia dengan manusia serta manusia dengan alam semesta.
Pertunjukan Wayang Golek merupakan seni drama multidimensional, yang memadukan 10 (sepuluh) aspek kesenian (dasa matra) sekaligus yang mencakup; seni cerita yang berdongeng (seni bertutur), seni pahat (seni ukir), seni rupa (seni lukis), seni sastra, seni drama (seni peran), seni suara (seni vokal), seni gamelan (seni musik), seni tari, seni perlambang, dan seni menyulam. Tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi lebih daripada itu terdapat nilai-nilai luhur masyarakat yang dimanifestasikan dalam bentuk Wayang Golek yang menjunjung tinggi nilai-nilai keunikan arifan lokal.