RUMAH JOGLO MILIK SUBARDJO
- home //
- RUMAH JOGLO MILIK SUBARDJO
RUMAH JOGLO MILIK SUBARDJO
Rumah Joglo milik Subardjo terletak di Padukuhan Jamblangan, Kalurahan Margomulyo, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman. Rumah yang memiliki arsitektur tradisonal Jawa ini, telah di tetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Bupati Kabupaten Sleman dengan nomor: 14.7/Kep.KDH/A/2017 pada tanggal 6 Februari 2017. Dari data yang ada di bagian bubungan pendhapa terdapat angka tahun 1938. Rumah ini dibangun oleh Joyodimejo seorang Bayan di Kalurahan Jamblangan (Kalurahan lama), kemudian diwariskan kepada anaknya Sastrosugirjo seorang kamituwo (perangkat desa) Margomulyo. Pada saat digunakan oleh Sastrosugirjo inilah dilakukan pemugaran, dan terakhir diwariskan kepada Subardjo. Pada saat perang kemerdekaan digunakan sebagai markas tentara yang bergerilya, sehingga pernah dibakar oleh tentara Belanda. Rumah ini mempunyai peran dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, sebagai markas gerilya disaat Perang Kemerdekaan pada Perang Agresi II.
Rumah Subardjo merupakan rumah dengan arsitektur tradisional Jawa. Pendhapa dan nDalem dengan tipe Joglo pringgitan dengan tipe Limasan, gandhok dengan tipe Kampung. Konstruksi bangunan rumah tinggal ini memiliki rangka dari kayu nangka, dengan empyak dari bambu atau disebut raguman. Rumah kemungkinan dibangun pada tahun 1938, sebagaimanan ditulis di bagian kemuncak atap atau bubungan berbentuk stiliran burung yang memuat angka tahun tersebut. Lantai untuk pendhapa dan ndalem masih menggunakan semen, demikian pula beberapa bagian rumah yang lain. Lantai gandok kiwa(kiri) sudah diganti dengan keramik warna dominan putih. Dapur yang roboh karena gempa tiangnya diganti cor beton bertulang.
Kondisi bangunan baik, karena sudah dilakukan pemugaran oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015. Saka Pananggap pada bagian sudut pendhapa diganti dengan pasangan bata serta menambah sisi timur dan barat pendhapa dengan dinding dari bata setinggi 85 cm. Pada bagian antara pendhapa dan pringgitan terdapat lantai dan di bagian barat dipasang pintu. nDalem konstruksinya relatif masih aslinya dahulu dengan gebyok kayu yang pada perang kemerdekaan dibakar oleh Pasukan Belanda, karena sebagai markas tentara gerilya. Gandhok Kiwo (Kiri) masih berfungsi seperti semula, dan dibagian depan dibuat ruang baru untuk ruang duduk, awalnya digunakan untuk kantor Kalurahan Jamblangan. Telah dilakukan perubahan dari kondisi sebelumnya, yaitu penggantian lantai di bagian gandhok, dan penggantian kontruksi dengan kolom di dapur, akibat gempa tahun 2006.