Sarasehan Dewan Kebudayaan Sleman dengan Topik “Pengkritisan atas Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sleman Berbudaya”
- home //
- Sarasehan Dewan Kebudayaan Sleman dengan Topik “Pengkritisan atas Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sleman Berbudaya”
Sarasehan Dewan Kebudayaan Sleman dengan Topik “Pengkritisan atas Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sleman Berbudaya”
Sarasehan yang di Selenggarakan pada hari Sabtu, 25 November 2017 di Mbok Berek Garden, Jl. Magelang Km.9, Mulungan Kulon, Sendangadi, Mlati, Sleman ini diikuti oleh berbagai kelompok atau komunitas masyarakat yang terkait dengan Kebudayaan, antara lain: Penggiat Desa Budaya, MGMP Guru Seni Budaya, Dewan Kebudayaan Sleman, Kecamatan dan Kelompok lainnya. Dalam Sarasehan ini menampilkan beberapa Narasumber dari berbagai SKPD yang terkait dengan Pengelolaan/ Pembangunan Kebudayaan, yaitu: Drs. H. Umar Priyono, M.Pd (Kepala Dinas Kebudayaan DIY), HY. Aji Wulantara, SH, M.Hum (Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman), Dra. Shavitri Nurmala Dewi, MA ( Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman), Eko Suharyono, SH, M.Si (Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman).
Gerakan Sleman Berbudaya merupakan gerakan Tersistem untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat baik secara individu/kelompok yang mengedepankan nilai moralitas luhur yang bersumber dari norma budaya, norma hukum, maupun norma agama. Gerakan ini merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan dinamika masyarakat yang cenderung mulai bergeser dari pola kehidupan masyarakat yang guyub rukun ke arah masyarakat yang individualis. Perkembangan teknologi yang semakin cepat harus bisa disikapi secara bijak, terutama terhadap perkembangan afektif anak. Dengan adanya gadget, anak bisa bermain sendiri tanpa temen dan tidak lagi membutuhkan sosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Hal seperti ini akan semakin mendorong pada pola kehidupan masyarakat yang semakin individual. Permasalahan tersebut memerlukan peran Kebudayaan, sebagai contoh Permainan Tradisional (Dolanan Anak) merupakan permainan yang bagus bagi anak-anak maka perlu untuk dilestarikan, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai untuk membentuk afektif anak, didalamnya terdapat nila-nilai: tanggung jawab, gotong-royong, kerjasama dan kejujuran. Disamping juga itu diperlukan pranata dan kelembagaan untuk meminimalisir dampak perkembangan teknologi tersebut.
Gerakan Masyarakat Sleman Berbudaya terkait erat dengan Pemajuan Kebudayaan/ Pelestarian Kebudayaan. Gerakan ini harus menjadi gerakan yang masif. Maka dari itu gerakan ini harus mendapat dukungan dari berbagai stakeholder yaitu: Masyarakat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Swasta dan Dunia Pendidikan. Sinergi dengan stakeholder/ SKPD terkait dengan Urusan Bidang Kebudayaan belum optimal. Sebagai contoh di SKPD Dinas Pendidikan sudah ada regulasi pendidikan berbasis budaya, namun selama ini sinergi antara Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dalam mencapai tujuan dari Pemajuan Kebudayaan belum optimal, begitu juga dengan SKPD lainnya yang terkait dengan Kebudayaan.