WAYANG TOPENG PEDHALANGAN

  • home //
  • WAYANG TOPENG PEDHALANGAN
Admin 2022-01-13 01:08:08

WAYANG TOPENG PEDHALANGAN

Wayang Topeng Pedhalangan merupakan inisiatif atau ide yang diprakarsai oleh para dalang. Para dalang berkumpul mengadakan seni selingan wayang topeng yang mengangkat kisah tentang Panji dan Dewi Condrokirono dari Kerajaan Kediri. Kesenian Wayang Topeng ini sudah ada sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tahun 2000-an di Dusun Ngajeg, Desa Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan perkumpulan Wayang Topeng Pedhalangan bernama Gondowasitan. Diprakarsai oleh seorang dalang bernama Ki Cermahandoko (Ki Sugeng Widodo). Wayang Topeng Pedhalangan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Bupati Kabupaten Sleman dengan Nomor: 60079/MPK.E/KB/2017. Wayang Topeng Pedhalangan Yogyakarta merupakan sarana memperkokoh hubugan persaudaraan di kalangan keluarga para dalang pada satu ikatan trah.

Kesenian ini langka dan hampir punah. Kesenian wayang topeng ini terakhir dipentaskan pada tahun 2014 di Balai Desa Tirtomartani Kalasan dengan menampilkan lakon ‘’Becak Nagih Janji”. Kesenian yang dikhawatirkan punah akhirnya bisa mengikuti perkembangan zaman yang ada, pagelaran ini berkembang menjadi pentas topeng. Dari generasi ke generasi kesenian ini dibudayakan dan dipentaskan di Kepatihan serta beberapa daerah. Kesenian Wayang Topeng Pedhalangan selain untuk menjaga warisan budaya kini sudah menjadi hiburan setiap harinya seperti pagelaran wayang yang dilaksanakan di Museum Sonobudoyo untuk meyuguh para pelancong yang berkunjung.

Wayang Topeng Pedhalangan pernah dipentaskan di wilayah Bobung Pathuk, Gunung Kidul dan didokumentasikan oleh TVRI dan TV Perancis. Di Bobung bukan atas nama seniman pedhalangan namun lebih banyak dilakukan oleh komunitas pengrajin topeng.

Pada tahun 1923 para dalang Yogyakarta diundangan Ki Hajar Dewantara untuk mementaskan kesenian Wayang Topeng Pedhalangan di kediamannya dengan lakon Kuda Narawangsa. Setelah itu Wayang Topeng Pedhalangan sering diundang Kaum Priyayi / bangsawan untuk mengadakan pementasan Wayang Topeng Pedhalangan.

Wayang topeng ini merupakan artefak hidup sebagai bagian sejarah panjang Seni   Budaya Jawa sejak periode Demak sampai munculnya Kerajaan Mataram Islam.

 Seiring perkembangan zaman, Wayang Topeng Pedhalangan dikembangkan menjadi Tari Topeng Klasik Gaya Yogyakarta rintisan dari grup kesenian Kridha Beksa Wirama. Salah satu tari topeng klasik yaitu Tari Klana Klasik yang dipentaskan di Bangsal Srimanganti Keraton Yogyakarta, pementasan dilaksanakan pada setiap minggu pagi. Pementasan minggu pagi rutin dilaksanakan untuk menyuguh para wisatawan. Ki Sunarjo Kumudasmoro merupakan tokoh di balik pengembangan atau pengadaptasian wayang topeng pedhalangan ke dalam tari klasik.